Amputasi bawah lutut sering kali memungkinkan proses adaptasi yang lebih cepat untuk menggunakan kaki palsu dibandingkan dengan amputasi atas lutut. Namun, meskipun demikian, ada beberapa kendala yang bisa menghambat proses tersebut, seperti kelemahan otot, rasa nyeri, dan luka yang belum sembuh. Salah satu tantangan utama yang sering dialami pasien amputasi bawah lutut adalah kekakuan pada sendi lutut, terutama ketika lutut diluruskan.
Kekakuan lutut ini sering kali terjadi pada pasien dengan stump pendek (short stump), yang memiliki panjang kurang dari 9 cm diukur dari tuberositas patella (bagian bawah patella). Pada kondisi ini, penggunakan kaki palsu bisa menjadi lebih menantang, karena keterbatasan gerakan pada sendi lutut dapat mengganggu pola jalan pasien.
Beberapa dokter ortopedi yang memahami kasus ini akan segera memberikan penanganan pasca operasi dengan memasangkan spalk pada bagian belakang sendi lutut, bertujuan untuk menjaga posisi lutut tetap lurus. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan dan mempercepat proses pemulihan pasien.
Edukasi Pasien: Mengatasi Kekakuan Lutut dengan Kaki Palsu
Penting bagi pasien amputasi untuk memahami cara mengatasi kekakuan lutut setelah amputasi agar proses adaptasi penggunaan kaki palsu dapat berjalan dengan lebih baik. Edukasi tentang batas toleransi kekakuan yang bisa dimodifikasi untuk penggunaan kaki palsu sangat penting. Dalam kebanyakan kasus, kekakuan lutut dapat diterima dengan fleksibilitas maksimal 20 derajat untuk fleksi lututnya, yang memungkinkan pasien tetap menggunakan kaki palsu secara efektif.
Meskipun teknik stretching yang diajarkan oleh fisioterapis dapat membantu mengembalikan lutut ke posisi normal, penggunaan kaki palsu itu sendiri dapat menjadi cara yang sangat efektif dalam mengatasi kekakuan lutut. Dengan rutin memakai kaki palsu, otot-otot dan sendi lutut akan lebih terlatih dan fleksibilitas lutut dapat meningkat seiring waktu.
Risiko Luka pada Stump dan Rasa Nyeri
Salah satu risiko yang mungkin timbul akibat penggunaan kaki palsu pada lutut yang kaku adalah luka pada ujung amputasi (stump), disertai dengan rasa nyeri. Luka ini sering kali terjadi karena ketegangan yang berlebihan pada area stump, terutama jika proses adaptasi belum sempurna. Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin seringnya penggunaan kaki palsu, pasien biasanya akan lebih terbiasa dan tubuh mereka akan beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Solusi untuk Mencegah Luka dan Mempercepat Adaptasi
Untuk meminimalkan risiko luka dan nyeri pada stump, banyak teknisi kaki palsu yang menyarankan penggunaan dua tongkat ketiak pada tahap awal proses adaptasi. Penggunaan tongkat ini berfungsi untuk mengurangi beban pada ujung amputasi dan membantu pasien merasa lebih nyaman saat berjalan dengan kaki palsu. Dengan bantuan tongkat, pasien dapat mengurangi tekanan langsung pada stump dan meminimalisir kemungkinan luka.
Kesimpulan
Meskipun kekakuan lutut pasca amputasi bawah lutut dapat menambah tantangan dalam penggunaan kaki palsu, edukasi pasien dan pemahaman yang baik mengenai adaptasi sangat penting untuk membantu pasien beradaptasi dengan kondisi ini. Penggunaan teknik stretching, pemasangan spalk, serta pemanfaatan kaki palsu dengan sabar dan konsisten akan sangat membantu dalam proses pemulihan dan adaptasi. Dengan demikian, meskipun terdapat tantangan awal, pasien dapat menjalani kehidupan normal kembali dengan kaki palsu mereka.