Harga Tangan Palsu Murah di Papua
Topik: Harga Tangan Palsu Murah di Papua
Kaki Palsu dan Kekakuan Lutut: Cara Mudah Mengatasinya yang Tak Banyak Orang Tahu!
Amputasi bawah lutut sering kali memungkinkan proses adaptasi yang lebih cepat untuk menggunakan kaki palsu dibandingkan dengan amputasi atas lutut. Namun, meskipun demikian, ada beberapa kendala yang bisa menghambat proses tersebut, seperti kelemahan otot, rasa nyeri, dan luka yang belum sembuh. Salah satu tantangan utama yang sering dialami pasien amputasi bawah lutut adalah kekakuan pada sendi lutut, terutama ketika lutut diluruskan.
Kekakuan lutut ini sering kali terjadi pada pasien dengan stump pendek (short stump), yang memiliki panjang kurang dari 9 cm diukur dari tuberositas patella (bagian bawah patella). Pada kondisi ini, penggunakan kaki palsu bisa menjadi lebih menantang, karena keterbatasan gerakan pada sendi lutut dapat mengganggu pola jalan pasien.
Beberapa dokter ortopedi yang memahami kasus ini akan segera memberikan penanganan pasca operasi dengan memasangkan spalk pada bagian belakang sendi lutut, bertujuan untuk menjaga posisi lutut tetap lurus. Tindakan ini bertujuan untuk mengurangi kekakuan dan mempercepat proses pemulihan pasien.
Edukasi Pasien: Mengatasi Kekakuan Lutut dengan Kaki Palsu
Penting bagi pasien amputasi untuk memahami cara mengatasi kekakuan lutut setelah amputasi agar proses adaptasi penggunaan kaki palsu dapat berjalan dengan lebih baik. Edukasi tentang batas toleransi kekakuan yang bisa dimodifikasi untuk penggunaan kaki palsu sangat penting. Dalam kebanyakan kasus, kekakuan lutut dapat diterima dengan fleksibilitas maksimal 20 derajat untuk fleksi lututnya, yang memungkinkan pasien tetap menggunakan kaki palsu secara efektif.
Meskipun teknik stretching yang diajarkan oleh fisioterapis dapat membantu mengembalikan lutut ke posisi normal, penggunaan kaki palsu itu sendiri dapat menjadi cara yang sangat efektif dalam mengatasi kekakuan lutut. Dengan rutin memakai kaki palsu, otot-otot dan sendi lutut akan lebih terlatih dan fleksibilitas lutut dapat meningkat seiring waktu.
Risiko Luka pada Stump dan Rasa Nyeri
Salah satu risiko yang mungkin timbul akibat penggunaan kaki palsu pada lutut yang kaku adalah luka pada ujung amputasi (stump), disertai dengan rasa nyeri. Luka ini sering kali terjadi karena ketegangan yang berlebihan pada area stump, terutama jika proses adaptasi belum sempurna. Namun, seiring berjalannya waktu dan semakin seringnya penggunaan kaki palsu, pasien biasanya akan lebih terbiasa dan tubuh mereka akan beradaptasi dengan kondisi tersebut.
Solusi untuk Mencegah Luka dan Mempercepat Adaptasi
Untuk meminimalkan risiko luka dan nyeri pada stump, banyak teknisi kaki palsu yang menyarankan penggunaan dua tongkat ketiak pada tahap awal proses adaptasi. Penggunaan tongkat ini berfungsi untuk mengurangi beban pada ujung amputasi dan membantu pasien merasa lebih nyaman saat berjalan dengan kaki palsu. Dengan bantuan tongkat, pasien dapat mengurangi tekanan langsung pada stump dan meminimalisir kemungkinan luka.
Kesimpulan
Meskipun kekakuan lutut pasca amputasi bawah lutut dapat menambah tantangan dalam penggunaan kaki palsu, edukasi pasien dan pemahaman yang baik mengenai adaptasi sangat penting untuk membantu pasien beradaptasi dengan kondisi ini. Penggunaan teknik stretching, pemasangan spalk, serta pemanfaatan kaki palsu dengan sabar dan konsisten akan sangat membantu dalam proses pemulihan dan adaptasi. Dengan demikian, meskipun terdapat tantangan awal, pasien dapat menjalani kehidupan normal kembali dengan kaki palsu mereka.
Apakah Memang Perlu Kaos Kaki untuk Lapisan Soket Kaki Palsu?
Kaki palsu adalah alat bantu yang digunakan untuk menggantikan fungsi kaki yang telah diamputasi. Oleh karena itu, kenyamanan pemakaian kaki palsu menjadi prioritas utama bagi teknisi dalam merancang setiap komponen kaki palsu.
Kenapa Anda Perlu Lapisan Kaos Kaki untuk Kaki Palsu
Secara umum, penggunaan lapisan kaos kaki pada kaki palsu sangat diperlukan, terutama pada jenis kaki palsu bawah lutut (transtibial prosthesis). Kaos kaki ini biasanya dipasang terlebih dahulu sebelum soket kaki palsu, dengan tujuan untuk melindungi bagian stump agar terasa lebih nyaman dan empuk saat menggunakan kaki palsu.
Setelah pemakaian kaki palsu selama lebih dari dua bulan, biasanya diperlukan tambahan lapisan kaos kaki untuk menjaga soket tetap pas dan nyaman saat dipasang pada stump. Hal ini terjadi karena bagian betis yang telah diamputasi mengalami penyusutan massa otot akibat tekanan beban tubuh yang diterima selama penggunaan kaki palsu.
Fenomena penyusutan massa otot ini adalah hal yang wajar dan hampir dialami oleh semua pasien yang menggunakan kaki palsu tipe bawah lutut. Oleh karena itu, lapisan kaos kaki ditambahkan sesuai dengan kebutuhan kenyamanan pasien. Terkadang, pasien menggunakan hingga 8 lapisan kaos kaki. Namun, jika pasien ingin mempertahankan agar tidak lebih dari 2-3 lapisan kaos kaki, teknisi kaki palsu biasanya menawarkan dua solusi sebagai opsi.
Fungsi Kaos Kaki pada Kaki Palsu Bawah Lutut
Solusi pertama adalah menambahkan lapisan spons pada bagian belakang soket. Ketebalan spons ini disesuaikan dengan kebutuhan pasien agar kaki palsu tetap nyaman dipakai. Solusi kedua adalah mengganti soket lembut dengan membuat soket baru, yang tentunya melibatkan prosedur casting pada stump yang telah mengalami penyusutan.
Apabila soket lembut diganti, soket keras pun harus diganti untuk menyesuaikan dengan cetakan soket lembut yang baru, agar seluruh sistem tetap nyaman dan efektif digunakan.
Kisah Perjuangan Wanita Papua yang Mendapat Kaki Palsu dan Berjuang Melawan Penyakit Epilepsi
Kisah pengguna kaki palsu ini juga cukup menarik. Hidup di daerah pegunungan Fakfak, wanita separuh baya ini bersama ibunya datang jauh dari Papua yang didampingi jajaran dinas sosial Fakfak untuk dibuatkan kaki palsu tipe kaki palsu atas lutut.
Berbekal tekad kuat dan semangat serta pelayanan prima yang senantiasa diberikan oleh petugas dinas sosial Fakfak, menuju Makassar. Beliau mendapat pendampingan selama dalam proses pembuatan kaki palsunya.
Dalam riwayat perjalanan pasien ini, ternyata beliau didiagnosis sebelumnya mengidap penyakit epilepsi (penyakit ayan). Dan dari sinilah bermula cerita beliau mendapat musibah yang menyebabkan diharuskan untuk dilakukan amputasi di paha kanannya.
Saat itu dia sementara menggoreng makanan, tiba-tiba penyakit epilepsinya kambuh dan menggelepar tanpa sadarkan diri, sehingga sekujur tubuhnya terutama tangan dan kakinya tersiram minyak panas yang mengakibatkan api di kompor membakar pakaian dan tubuhnya.
Dalam masa kritis pasca kejadian itu, beliau mendapatkan perawatan intensif di RS setempat, terutama penanganan luka bakar yang dideritanya.
Setelah menjalani masa pemulihan dan penyembuhan lukanya selama beberapa bulan, akhirnya mulai kembali beraktifitas dengan bantuan 2 tongkat yang setia menemaninya melangkah di jalan yang berbukit dan berbatu di kampungnya.
Dan akhirnya, berkat empati dan perhatian terhadap warganya, aparat pemerintah Fakfak Papua setempat terutama jajaran dinas sosial bergerak cepat memberikan perhatian dalam memberikan layanan sosial secara maksimal kepada rakyat yang membutuhkan bantuan melalui dinas sosial terkait.
Bukan hanya bantuan finansial berupa bantuan kaki palsu saja, melainkan bantuan akomodasi, transportasi pesawat, penginapan selama di Makassar diberikan dalam memberikan pelayanan yang maksimal kepada warganya. Dan Alhamdulillah setelah menjalani pengukuran kaki palsu dan casting kaki palsu di Harapan Medika Makassar, mulailah dilakukan latihan berdiri dan melangkah secara bertahap di paralel bar. Dan memasuki latihan kedua dengan kaki palsu tersebut, mulai diajarkan berjalan naik turun tangga dan latihan di daerah yang area bergelombang.
Bagi kami selaku teknisi kaki palsu selalu memberikan arahan dan petunjuk cara belajar kaki palsu yang baik dan benar.
INILAH KISAHKU SAAT KAKI YANG KUSAYANGI HARUS BERPISAH DARI TUBUH

Rasa takut, cemas, dan berbagai kekhawatiran ada dalam pikiranku saat akan melangkah menuju rumah sakit untuk menjalani proses amputasi kaki. Namun, diriku selalu mengedepankan sangkaan baik kepada Allah bahwa ini adalah ketetapan takdir terbaik yang Allah berikan untukku. Dan berharap semoga ini menjadi penghapus dosa atas segala kesalahan dan kekhilafan selama hidupku.
Dan kiranya Allah senantiasa memberikan kesabaran dan keteguhan menjalani sisa hidupku.
Setelah tiba di ruangan pemeriksaan, dokter bedah mulai melakukan pemeriksaan medis secara menyeluruh tentang status gizi, cek darah lengkap, serta fungsi organ tubuh, dan yang tak kalah penting adalah kesiapan jiwa menjelang masuk ke kamar operasi.
Setelah itu, dokter menyodorkan surat pernyataan kesiapan yang ditandatangani untuk menjalani tindakan operasi tersebut.
Saat perawat mulai mendorong brankar tidurku melewati lorong bisu menuju ruang operasi, sambil berdoa dan berzikir, tak pernah lepas dari bibir dan nafasku. Dan akhirnya, detik-detik menjelang operasi, dokter mulai menyuntikkan sesuatu, dan akhirnya aku pun terlelap tidur tanpa sadar tentang diriku.
Dalam proses operasi, dokter akan membuang jaringan dan tulang yang perlu rusak dan tetap mempertahankan jaringan yang masih sehat. Setelah itu, dokter bedah akan menghaluskan tepi tulang, memperbaiki pembuluh darah, serta ujung saraf sebelum menjahit dan menutup kembali area yang sudah diamputasi.
Dan Alhamdulillah, setelah menjalani proses amputasi, selanjutnya diantarkan kembali ke ruang perawatan intensif untuk menjalani proses pemulihan, terutama perawatan jaringan luka oleh dokter dan beberapa perawat yang senantiasa memantau perkembangan setiap hari.
Penggantian perban secara rutin serta pembalutan area amputasi menggunakan elastis perban menjadi prosedur tetap untuk perpindahan pelayanan ke bagian rehabilitasi.
Tim rehabilitasi, meliputi dokter rehab, fisioterapi, dan teknisi kaki palsu, tentu memiliki tugas selanjutnya guna memaksimalkan pelayanan yang berkelanjutan.
Latihan ambulasi di tempat tidur dan latihan berdiri serta berjalan dengan 2 tongkat, serta penguatan otot tungkai yang sehat, adalah program terapi guna mendukung kemampuan diriku dalam latihan dan memakai kaki palsu nantinya.
KENAPA SIH DOKTER VONIS SAYA UNTUK SEGERA AMPUTASI KAKI?
Amputasi kaki adalah suatu keputusan akhir oleh dokter bedah setelah melalui suatu pemeriksaan pada seorang pasien. Terkadang hal ini menimbulkan rasa syok dan sedih setelah mendengarkan saran dan anjuran tersebut, betapa tidak terbayang rasa malu dan hilangnya salah satu anggota kakinya yang selama ini menjadi bagian dalam aktivitas hidupnya.
Meski demikian, keputusan dokter tersebut memiliki kemaslahatan pada seseorang demi menghindari kondisi yang lebih buruk dan menyelamatkan jiwa pasien itu sendiri.
Berikut beberapa alasan dokter untuk melakukan amputasi:
- Gangren : Adanya kematian jaringan yang disebut gangren sehingga menyebabkan hilangnya fungsi dari jaringan tubuh tersebut yang bisa disebabkan oleh penyakit diabetes atau gangguan pembuluh darah perifer, ditandai dengan jaringan tubuh yang berwarna hitam.
- Tumur Ganas : Timbulnya tumor ganas pada daerah tungkai, yang biasanya terlihat sebagai pembesaran jaringan yang tidak normal yang disertai rasa nyeri.
- Cedera Serius : Cedera akibat kecelakaan lalu lintas atau kecelakaan kerja.
- Cacat Bawaan : Cacat sejak lahir yang menyebabkan kelainan bentuk dan fungsi pada anggota geraknya.
Setelah menjalani tindakan amputasi, selanjutnya dilakukan proses pemulihan dalam kurun 1-2 minggu di rumah sakit.
Program rehabilitasi pasca amputasi sangat dibutuhkan dan tentu ditangani oleh tim rehabilitasi atau fisioterapi untuk persiapan nantinya melakukan prosedur pembuatan kaki palsu.
Ketidakhadiran penanganan oleh fisioterapi tentu menjadi tantangan tersendiri bagi seorang teknisi kaki palsu dalam mempersiapkan proses pengukuran kaki palsu. Betapa tidak, terkadang pasien tiba-tiba datang untuk diukur padahal kondisi fisik belum memungkinkan karena kurangnya edukasi pasca amputasi.
Untuk program pasca amputasi, sebaiknya dilakukan pembalutan pada tungkai tubuh yang sudah diamputasi, baik amputasi di atas lutut maupun amputasi di bawah lutut.
Selanjutnya, latihan berdiri dan berjalan menggunakan 2 tongkat juga sangat dibutuhkan bimbingan dan arahan dari tim rehabilitasi.
Latihan penguatan otot oleh fisioterapi sangat berperan membantu memulihkan kondisi fisik untuk aktivitas fungsionalnya menjelang pengukuran kaki palsu.
Dan hal yang tidak kalah pentingnya pasca amputasi adalah perawatan luka secara rutin untuk mempercepat proses pemulihan dan kesembuhan luka yang ada, karena hal tersebut menjadi syarat wajib untuk memakai kaki palsu adalah sembuhnya luka secara sempurna.
GIMANA SIH MODEL KAKI PALSU UNTUK AMPUTASI TEPAT DI MATA KAKI?

Umumnya model kaki palsu amputasi bawah lutut adalah tipe transtibial prosthesis yang amputasinya pada area betis (tibia fibula), pada amputasi tepat lutut dikenal dengan model syme prosthesis.
Sepintas model ke dua jenis kaki palsu ini sama, akan tetapi jika ditelusuri lebih jauh, ternyata memiliki perbedaan yang mencolok terutama pada tumpuan berat badan pada kaki palsu tersebut.
Untuk amputasi bawah lutut daerah (tibia fibula), beban berat badan saat menumpukan pada kaki palsu terletak dibagian tendon bearing patella atau biasa disebut infra patellar tendon. Sedangkan pada amputasi tepat pada mata kaki, maka tumpuannya didaerah ujung bekas amputasinya tetap pada ujung tulang.
Keluhan awal pada pasien ini yaitu adanya masih ada rasa kram dan nyeri pada ujung amputasi saat ditekan ke lantai, apalagi kalau masa amputasinya belum cukup 3 bulan. Proses adaptasi sangat dibutuhkan pada jenis amputasi seperti ini.Dan biasanya semakin lama rasa nyeri dan kram itu perlahan akan hilang seiring dengan waktu dari hari ke hari.
Dan hal yang paling penting diketahui dan diperhatikan oleh teknisi pembuat kaki palsu agar pola jalan dan keseimbangan pasien amputasi tepat di persendian mata kaki adalah saat melakukan pengukuran, posisi lutut pasien harus nol derajat (lutut lurus), sehingga saat menentukan aligment kaki palsunya tetap juga nantinya nol derajat sesuai posisi pengukuran semula.
Apabila hal ini tidak diperhatikan oleh seorang teknisi, maka biasa akan menimbulkan rasa tidak nyaman pada pasien saat berjalan dan tentu ini akan membutuhkan adaptasi yang lebih lama bagi pasien untuk menyesuaikan pola jalan nya.
Dan dari segi estetika prostesis, model transtibial prosthesis (amputasi dibetis) Napak lebih sempurna tampilannya sedangkan untuk amputasi tepat di mata kaki, akan terlihat tonjolan yg besar pada area bawah bagian mata kakinya.
Akan tetapi dari segi kenyamanan dan kemampuan penguasaan prosthesis untuk aktifitas fungsional berjalan, tentu model syme prosthesis amputasi pas mata kaki jauh lebih nyaman karena tumpuannya langsung pada daerah ujung mata kaki.
Perhatikan Hal Ini Sebelum Membeli Kaki Palsu Online: Pentingnya Pertemuan dengan Teknisi Kaki Palsu
Sepintas pilihan melakukan transaksi jual beli antara pasien sangat menguntungkan bagi pasien dengan bayangan mendapat kemudahan tanpa repot datang ke lokasi teknisi kaki palsu dan harga yang cukup murah. Namun dibalik itu,ternyata membeli kaki palsu bukan sekedar membeli barang saja seperti jualan yang lain akan tetapi membutuhkan tinjauan medis yang lebih kompleks serta penanganan secara berkala. Waktu pembuatan,kondisi fisik pasien terkait luka bekas amputasi, penyebab amputasi, pemeriksaan serta proses pengukuran dan casting adalah hal yang mutlak diketahui oleh teknisi kaki palsu.
Olehnya itu pertemuan langsung dan komunikasi pasien dan teknisi kaki palsu menjadi kewajiban mutlak.
Pembuatan kaki palsu memerlukan beberapa tahapan pemeriksaan yang tepat. Biasanya dari hasil assesment/pemeriksaan sangat berguna bagi seorang teknisi atau pembuat kaki palsu dalam merancang kaki palsu yang sesuai dengan kondisi pasien,baik fisik maupun finansial pasien itu sendiri.
Pertemuan tatap muka atau pasien bertemu langsung dengan teknisi adalah keharusan yang mutlak dilakukan, guna mencapai hasil pemeriksaan dan pengukuran serta proses cetak(casting) kaki palsu.
Dari beberapa pengalaman di praktek kami, terkadang ada pasien datang dengan kondisi luka pada ujung amputasi,dan ada juga datang dengan keluhan nyeri saat menggunakan kaki palsu serta ada juga yang pola jalan yang pincang saat memakai kaki palsu karena ukuran tinggi pasien yang tidak sesuai dengan tinggi idea bagi pasien.
Keluhan seperti itu sangat banyak terjadi pada pasien amputasi kaki yang membeli kaki palsu lewat online tanpa ada pertemuan langsung dengan teknisi kaki palsu tersebut.
Dengan iming iming harga murah serta hilang profesionalisme profesi dan tanggung jawab yang rendah seorang teknisi kaki palsu dan pasien tidak mau repot dan kurangnya informasi seputar proses pembuatan kaki palsu pada pasien,sehingga kejadian ini menjadi tantangan tersendiri.
KAKI PALSU LEBIH RINGAN, KOK BISA?

Kenyamanan pemakaian kaki palsu tentu menjadi impian dan harapan setiap pasien yang membutuhkan kaki palsu. Oleh karena itu, berbagai rancangan kaki palsu yang di buat oleh teknisi kaki palsu senantiasa mempertimbangkan faktor bobot atau berat kaki palsu yang akan di rancang.
Biasanya untuk meminimalisir berat kaki palsu tersebut, teknisi harus mampu merancang sendiri komponen bagian kaki palsu dengan memilih berbagai bahan (material) yang lebih ringan. Bagian soket dan adaptor merupakan bagian yang tentu dapat dirancang sedemikian rupa untuk meringankan berat kaki palsu tersebut. Ketahanan dan kualitas kaki palsu tentu menjadi pertimbangan khusus dalam memodifikasi rancangan teknisi kaki palsu.
Salah satu bahan pembuatan soket yang ringan adalah menggunakan material PP (polipropilen). Polipropilen ini mempunyai beberapa keunggulan, disamping materialnya yang ringan, bahan polipropilen ini juga sangat bagus memodifikasi soket yang sudah dibuat, sehingga kenyamanan pemakaian kaki palsu yang di inginkan baik pasien maupun teknisi kaki palsu akan tercapai. Keunggulan lain dari bahan polipropilen ini adalah segi ketahanannya, meskipun ringan, namun tetap kuat dan tahan patah.
Bahan-bahan umum yang digunakan oleh teknisi kaki palsu adalah resin fiber dan karbon, digunakan untuk pembuatan soket kaki palsu, baik yang di atas lutut maupun di bawah lutut
Keunggulan material resin fiber adalah aspek estetikanya yang mengkilap, namun, kekurangannya adalah bahan yang cukup berat serta proses modifikasi soket yang rumit, Untuk bahan carbon memiliki keunggulan estetika dan bahannya cukup ringan. Kekurangannya adalah harganya yang cukup mahal.
Olehnya itu, dari sekian banyak bahan yang menjadi pilihan tentu pasien itu sendiri yang memilih sesuai kebutuhan yang sesuai kondisi finansial maupun fisik pada pasien itu sendiri.