Beranda Topik Teknisi Kaki Palsu

Topik: Teknisi Kaki Palsu

Cara Perawatan Kaki Palsu Agar Awet dan Tahan Lama

cara mudah merawat kaki palsu
cara mudah merawat kaki palsu

Salah satu hal yang penting bagi seorang pasien amputasi kaki yang telah mendapatkan layanan pembuatan kaki palsu adalah perawatan kaki palsu itu sendiri. Bagaimana Caranya ? Tentu, Pemberian edukasi oleh teknisi kaki palsu tentang hal-hal yang berpotensi menimbulkan kerusakan selama pemakaian sangatlah penting bagi pasien. Sehingga kami dari Harapan Medika Makassar merasa penting untuk berbagi informasi tentang cara mudah melakukan perawatan kaki palsu agar bisa di gunakan awet dan tahan lama, silahkan di simak beberapa hal penting yang perlu anda ketahui

JAGA AGAR TETAP BERSIH DAN KERING
Sangat penting untuk menjaga kebersihannya, untuk menghilangkan penumpukan keringat, kotoran, hingga bakteri. Caranya, bersihkan bagian dalam kaki palsu dengan kain lembab dan sabun. Cuci bagian soket yang menyentuh kulit dan bagian lainnya.
Pastikan tidak merendam alat ini di dalam air. Bersihkan dengan sabun dan kain bersih, lalu keringkan. Sebaiknya mencuci di malam hari, agar bisa kering semalaman sebelum memakainya kembali.

CEGAH KERUSAKAN AKIBAT AIR
Kerusakan akibat air bisa terjadi jika memilih prostesis yang standar, terlebih direndam dalam air tawar atau air asin. Jangan berenang, mandi, hingga berendam dengan alat ini. Jika dibutuhkan, cobalah untuk memilih prostesis yang tahan air.
Hindari benturan dan gesekan pada kaki palsu, terutama resiko terjatuh saat menggunakan kaki palsu. Dan komponen pembuatan kaki palsu yang sering mengalami kerusakan pada jenis kaki palsu bawah lutut adalah telapak kaki ,soketnya. Adapun kerusakan bisa timbul untuk kaki palsu atas lutut adalah telapak kak, kulit dan persendian lututnya.

MASIH PAKE SABUK KAKI PALSU BAWAH LUTUT?CAPEK DEH

Kaki palsu bukanlah hanya sekedar selera atau tampilannya, tetapi lebih dari itu, aktivitas sehari-hari sangatlah menjadi faktor utama dalam memilih jenis kaki palsu itu sendiri. Begitu pula harga lebih mahal yang ditawarkan oleh teknisi kaki palsu belum tentu menjadi jaminan kualitas dan kelayakan bagi seseorang pengguna kaki palsu. Pemakaian kaki palsu tentulah diharapkan jenis kaki palsu yang simpel dan enak di gunakan saat berjalan.
Khusus untuk kaki palsu bawah lutut, ada yang menggunakan sabuk pengikat, dan ada tanpa sabuk pengikat. Lalu apa yang membedakan? Sepintas kaki palsu menggunakan sabuk tentu lebih lengkap, tetapi tahukah anda bahwa penggunaan kaki palsu bawah lutut tanpa sabuk adalah rancangan terbaik, lebih simpel dan nyaman dipake tanpa mengurangi tingkat keamanan penggunaan kaki palsu tersebut.
Sebenarnya kaki palsu bawah lutut dengan sabuk itu hanya digunakan dan dirancang oleh teknisi kaki palsu yang belum menguasai teknik pembuatan tipe kaki palsu bawah lutut yang tanpa sabuk. Olehnya itu bagi pengguna kaki palsu, hendaknya pandai pandai memilih tipe kaki palsu tanpa sabuk dan hendaknya menanyakan kepada teknisi kaki palsu, apakah tipe kaki palsu tersebut yang nantinya dibuatkan tanpa sabuk.
Dan terkait dengan pasien amputasi atas lutut, untuk penggunaan kaki palsu tanpa sabuk biasanya perlu di lakukan evaluasi secara rutin terhadap pasien tersebut terutama bagi pasien yang baru pertama dibuatkan kaki palsu. Oleh karena dalam beberapa Minggu atau bulan kedepannya setelah memakai kaki palsu, biasanya otot paha yang telah diamputasi mengalami penyusutan, sehingga lingkaran pahanya semakin mengecil. Dan akibatnya bisa menimbulkan rasa tidak nyaman dan bisa mengakibatkan kaki palsu yang dipakai bisa sewaktu waktu terlepas. Dan apabila ini terjadi saat berjalan, tentu akan menimbulkan resiko yang tidak di inginkan.
Olehnya itu sebagai antisipasi kemungkinan resiko itu terjadi, ada baiknya sejak awal tetap diberikan dulu sabuk pengait. Dan kemudian selanjutnya dapat berkonsultasi kembali dengan teknisi kaki palsunya, apakah soketnya perlu di ganti yang baru? Atau bisa dilapisi spon saja bagian dalamnya agar tetap pres.

KENAPA Yah… PELAYANAN BPJS UNTUK KAKI PALSU SANGAT TERBATAS DI RUMAH SAKIT ?

BPJS Kesehatan dan Pelayanan Kaki Palsu
Artikel ini menjelaskan tentang pelayanan BPJS untuk kaki palsu, kendala yang dihadapi, dan pentingnya komunikasi yang baik antara pasien dan manajemen rumah sakit

Klaim untuk alat kesehatan prostetik seperti kaki palsu atau tangan palsu dapat diajukan oleh semua orang yang terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan, sesuai dengan prosedur dan syarat yang berlaku.

Namun, perlu diketahui bahwa klaim untuk prostetik seperti kaki palsu atau tangan palsu tidak sepenuhnya ditanggung oleh BPJS. Protesa alat gerak ini merupakan layanan tambahan yang diberikan oleh BPJS Kesehatan dengan batasan plafon. Dana yang digunakan untuk layanan ini berbentuk subsidi dari BPJS Kesehatan.

Pemberian prostesa alat gerak diberikan sesuai dengan indikasi medis dan atas rekomendasi dari seorang dokter spesialis orthopedi. Alat kesehatan tersebut disediakan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama maupun fasilitas kesehatan rujukan tingkat lanjutan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, dengan mutu yang sesuai dengan kebutuhan medis.

Kaki palsu merupakan salah satu layanan utama dan terpenting yang sangat dibutuhkan oleh pasien amputasi. Oleh karena itu, pemerintah melalui layanan BPJS memberikan kebijakan penjaminan untuk kategori layanan ini di rumah sakit di seluruh Indonesia.

Namun, terdapat beberapa kendala dalam pelayanan kaki palsu di rumah sakit yang cukup kompleks. Berikut ini adalah rincian faktor kendala tersebut:

  1. Harga kaki palsu di beberapa rumah sakit tidak seimbang dengan jumlah klaim yang dijamin oleh BPJS, sehingga terkadang pasien harus menambah selisih bayar.
  2. Terbatasnya jumlah teknisi kaki palsu di rumah sakit di seluruh Indonesia.
  3. Ketersediaan layanan kaki palsu di beberapa rumah sakit hanya terfokus di beberapa kota besar saja di seluruh Indonesia.
  4. Ketersediaan stok komponen kaki palsu di rumah sakit yang terbatas.

Oleh karena itu, untuk menghindari kesalahpahaman antara pasien dan manajemen rumah sakit, diperlukan komunikasi dan informasi yang baik dan transparan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

APA MEMANG PERLU DIBALUT BAGIAN AMPUTASI SEBELUM MEMBUAT KAKI PALSU❔

Proses Pembalutan Elastis Perban Sebelum Membuat Kaki Palsu: Pentingnya Langkah Ini untuk Kenyamanan Pasien
Optimalkan Kenyamanan Kaki Palsu: Strategi Pembalutan Elastis Perban Sebelum Proses Pembuatan. Temukan Pentingnya Edukasi dan Perhatian Khusus dari Tenaga Medis!

Prosedur pelayanan sebelum membuat kaki palsu sebaiknya mendapatkan perhatian khusus, pemahaman, dan edukasi yang benar mengenai hal-hal yang dibutuhkan dan dipersiapkan bagi pasien yang akan membuat kaki palsu.

Diantara hal yang paling mendasar adalah melakukan pembalutan menggunakan elastis perban. Untuk amputasi bawah lutut, yang dibalut adalah area betis yang sudah diamputasi sampai bagian persendian lutut, sedangkan untuk amputasi atas lutut, yang dibalut adalah area paha sampai selangkangan.

Proses pembalutan dengan elastis perban sebaiknya dilakukan agak ketat dan kencang sesuai toleransi pasien. Pembalutan yang dilakukan terkadang awalnya menimbulkan rasa tidak nyaman berupa nyeri dan kram. Jika hal tersebut terjadi, pembalutan sebaiknya dilepas sekitar 10 sampai 15 menit, lalu dibalut kembali.

Manfaat dari pembalutan elastis perban ini adalah menjadikan soket kaki palsu yang dibuat benar-benar akurat dan nyaman saat pemakaian. Sebaliknya, jika tidak didahului pembalutan sebelumnya, soket kaki palsu dapat menjadi longgar dalam beberapa minggu atau bulan, menyebabkan ketidaknyamanan saat memakai kaki palsu.

Oleh karena itu, tenaga medis yang terlibat dalam proses awal amputasi, baik dokter maupun tenaga paramedis, perlu memberikan edukasi tentang pentingnya langkah ini. Setidaknya, teknisi kaki palsu sebelum melakukan pengukuran juga perlu memberikan andil besar dalam masalah ini.

KAPAN WAKTU YANG IDEAL UNTUK MEMBUAT KAKI PALSU?

Konsultasi dengan dokter atau teknisi kaki palsu
Konsultasi dengan dokter atau teknisi kaki palsu

Latihan fisik, terutama latihan berdiri maupun berjalan menggunakan alat bantu, sebelum pengukuran kaki palsu juga sangat mendukung kesiapan dan kemampuan pasien dalam mempersiapkan diri untuk berlatih memakai kaki palsu.

Ketika seseorang hendak melakukan pengukuran kaki palsu, baik amputasi bawah lutut atau amputasi atas lutut, hendaknya tetap menunggu waktu minimal 3 bulan pasca amputasi, dan terkhusus untuk pasien amputasi akibat diabetes, sebaiknya minimal 4 bulan pasca amputasi. Penentuan waktu pengukuran kaki palsu tentu berdasarkan pertimbangan prediksi proses penyembuhan luka bekas amputasinya.

Namun demikian, penetapan waktu minimal tersebut bukan menjadi faktor mutlak kelayakan untuk memulai pengukuran dan pembuatan kaki palsu. Beberapa faktor pelengkap juga harus terpenuhi dalam kriteria pembuatan kaki palsu. Kondisi ujung stump bekas amputasi harus benar-benar sembuh, tidak ada kemerahan pada kulit, dan perlu dilakukan pembalutan menggunakan elastis perban beberapa hari menjelang pengukuran kaki palsu. Pengukuran kaki palsu tanpa didahului pembalutan pada area paha atau betis biasanya akan mengalami penyusutan lingkaran paha atau betis setelah memakai kaki palsu, terutama pada pasien yang gemuk, sehingga soket kaki palsu akan longgar dan menjadikan pola jalan dan kenyamanan kaki palsu tidak sama saat awal penggunaan kaki palsu.

Olehnya itu, sebelum melakukan pengukuran, hendaknya berkonsultasi lebih dahulu dengan dokter yang terkait atau teknisi kaki palsu itu sendiri tentang hal-hal yang perlu dilakukan sebelum memutuskan untuk membuat kaki palsu.

Apakah Bisa Dibuatkan Kaki Palsu Akibat Kanker Tulang? Inilah Penjelasannya!

Apa Bisa Di Buatkan Kaki Palsu Akibat Kanker Tulang ? Ini Penjelasannya !
Temukan informasi terkini tentang kanker tulang, osteosarkoma, dan proses amputasi kaki. Pelajari gejala kanker tulang, risiko amputasi, dan bagaimana pembuatan kaki palsu dapat menjadi solusi setelah amputasi. Baca tentang rehabilitasi medik, kemoterapi pasca amputasi, serta peran penting pemeriksaan dan deteksi sel tumor pasca operasi.

Gejala kanker tulang pada umumnya diawali dengan nyeri tulang yang semakin memburuk, munculnya benjolan atau bengkak di tempat sel kanker bertumbuh, dan tulang yang rentan patah. Selain itu, kanker tulang juga bisa menyebabkan tangan atau kaki terasa dingin hingga kesemutan atau mati rasa pada area yang terkena kanker.

Pada masa 10 tahun yang lalu, kasus amputasi kaki umumnya banyak terjadi pada kasus kecelakaan lalu lintas atau trauma. Namun, dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini, jumlah amputasi kaki sangat meningkat tajam. Hal ini tentu bukan hanya faktor kecelakaan saja yang menyebabkan risiko amputasi pada kaki, melainkan salah satu faktor penyebabnya adalah banyak pasien didiagnosis osteosarkoma atau biasa disebut kanker tulang. Tipe kanker osteosarkoma tergolong paling ganas dan menyebabkan risiko kematian apabila terlambat dilakukan pertolongan secara dini.

Tidak jarang pasien yang sudah di amputasi tetap menjalani proses kemoterapi lanjutan.

Olehnya itu, sebelum dilakukan program pembuatan kaki palsu, sebaiknya hal yang paling penting dilakukan adalah memastikan adanya atau tidaknya jaringan sel tumor yang masih tersisa pasca amputasi.

Dan dalam beberapa pengalaman pasien amputasi akibat osteosarkoma, tidak jarang pasien ini setelah dilakukan pemeriksaan ulang ternyata masih ada sel jaringan tumor yang tersisa. Dan ini yang tentu berakibat buruk pada perkembangan kondisi fisik pasien dan aktivitas fungsionalnya.

Pada penanganan medis lanjutan, pasien akan dikonsultasikan ke bagian rehabilitasi medik untuk menjalani program terapi dan pembuatan kaki palsu. Dan dalam kurun waktu sekitar 3 bulan menjalani proses pemeriksaan medis dan perawatan pasca amputasi, maka teknisi kaki palsu biasa melakukan pemeriksaan intensif dan akurat terutama program kesehatan terkait kondisi fisik dan kemampuan fungsional pada pasien tersebut.

Dan bagi seorang teknisi kaki palsu, apabila hasilnya mengungkap masih ada sel jaringan tumor, maka sebaiknya pembuatan kaki palsu ditunda atau tidak dilanjutkan. Karena bukan hanya dari segi harga yang harus dikeluarkan oleh pasien, kondisi fisik yang akan terjadi penurunan kesehat.

Ternyata Harapan Itu Masih Ada ! Transformasi Seorang Pasien Cacat Lahir Menjadi Pengguna Kaki Palsu yang Mandiri

Proses Pembuatan Kaki Palsu
Konsultasi Harga Kaki Palsu

Dalam suatu kesempatan, saya bertemu seorang pasien dengan kelainan cacat lahir pada kaki dan berharap utk mampu berjalan tanpa bantuan tongkat seperti orang normal pada umumnya. Beliau rujukan pasien dari kota muna sulawesi tenggara ke salah satu rumah sakit ternama di Makassar.

Setelah melalui pemeriksaan di poli ortopedi, akhirnya di putuskan untuk dilakukan amputasi bagian yang mengalami kecacatan di bagian betis. Dalam proses pemulihan pasca amputasi, maka selanjutnya ditangani di bagian perawatan luka dan bagian rehabilitasi medik.

Program terapi penguatan otot dilakukan secara rutin serta edukasi persiapan yang perlu dilakukan sebagai home program sebelum pengukuran kaki palsu selama 3 bulan. Pembalutan memakai elastis perban pada betis menjadi prioritas utama bagi teknisi kaki palsu dalam rentan 3 bulan pertama pasca amputasi.

Alhamdulillah memasuki masa 3 bulan pertama dilakukan pengukuran dan casting kaki palsu, Ini di Lakukan setelah lukanya sudah dalam tahap penyembuhan permanen.

Dan hal yang menarik bagi kami selaku teknisi kaki palsu adalah keunikan dalam memberikan program latihan berjalan (gait training) yang tentu tidak sama dengan penyebab amputasi yg lain,yang mana pasien yang lain sudah mengetahui secara refleks tentang cara berjalan yang benar. Akan tetapi untuk pasien yang cacat lahir tentu belum pernah merasakan pola jalan normal seperti yang lainnya.

Dengan tekad dan semangat tinggi dan berharap kemudahan dari Allah, Alhamdulillah dalam sekitar 3 kali pertemuan latihan, akhirnya beliau mampu menyelesaikan tahap latihan dengan sangat memuaskan dan mampu berjalan dengan penguasaan kaki palsu tanpa menggunakan tongkat.

Dan tiada harapan kami selaku teknisi kaki palsu kecuali berharap semoga menjadi amal saleh dan pahala di sisi Allah dan berharap agar kaki palsu tersebut dapat digunakan di jalan yang diridhai Allah tabaraka wata,ala. Amin…🤲🤲🤲

KOK BISA YACH SOKET KAKI PALSU MENJADI LONGGAR?

Pemakaian kaki palsu dalam kurun waktu 1-6 bulan untuk tipe amputasi bawah lutut (betis) setelah pemakaian kaki palsu akan mengalami penyusutan massa otot pada daerah betis yang sudah di amputasi. Dan hal ini adalah sesuatu yang normal bagi pengguna kaki palsu bawah lutut.

Biasanya keluhan inilah yang paling sering disampaikan oleh pasien kepada teknisi kaki palsu. Yang sebelumnya awal pemakaian biasa hanya memakai satu kaos kaki palsu,namun beberapa bulan kemudian bertambah kadang sampai 6 lapis kaos kaki saja.

Olehnya itu biasa ada beberapa solusi yang ditawarkan oleh teknisi kaki palsu mengatasi kasus yang seperti ini. Diantaranya adalah melapisi soft soket bagian dalam dengan tambahan lapisan spon agar lebih sempit. Atau pilihan lain adalah mengganti soket yang baru setelah pemakaian sekitar 6 bulan.

Dari beberapa pengalaman yang ada, biasanya penggantian soft soket yang kedua adalah ukura yang sudah permanen untuk mendapatkan ukuran soket yang nyaman dan ideal.

Latihan berjalan yang lama bagi orang normal maka akan menambah massa otot betis sedangkan untuk pasien amputasi bawah lutut justru sebaliknya,yang mana massa otot betisnya apabila terus di gunakan berjalan dengan memakai kaki palsu,justru lebih mengecil Karena otot betis tersebut sudah tidak berfungsi lagi seperti kaki normal. Yang mana ujung tendon ototnya betisnya tersebut sudah tida ada lagi

Untuk itu pentingnya pemberian edukasi bagi setiap pasien pasca amputasi untuk melakukan pembalutan menggunakan elatis perban pada area yang sudah di amputasi sampai tiba waktu pengukuran kaki palsunya, agar lingkaran betisnya menyusut sampai batas maksimal sehingga kedepannya saat pembuatan soketnya tidak mengalami perubahan yang signifikan. Dan catatan tambahan,bahwa teknik pembalutan menggunakan elatis perban dilakukan agak pres dan kencang sesuai toleransi kenyamanan pasien. Dan saat dilepas elastis perbannya,sebaik 10 sampai 15 menit saja lalu di balut kembali.