Beranda Topik Amputasi Betis

Topik: Amputasi Betis

Pentingnya Deteksi Dini Sel Kanker Pasca Amputasi: Mencegah Penyebaran dan Memastikan Pemulihan Optimal

INI KEBIASAAN PENCETUS LUKA AMPUTASI KAKI TAK KUNJUNG SEMBUH
INI KEBIASAAN PENCETUS LUKA AMPUTASI KAKI TAK KUNJUNG SEMBUH

Ketika seseorang dihadapkan pada diagnosis kanker yang memerlukan amputasi, perhatian utama seringkali beralih ke proses pemulihan dan adaptasi terhadap kehidupan baru dengan kaki palsu. Namun, ada satu aspek krusial yang sering terabaikan, yaitu deteksi dini sel kanker yang mungkin masih tersisa setelah amputasi. Langkah ini sangat penting untuk mencegah penyebaran kanker lebih lanjut dan memastikan hasil terapi yang efektif.

Mengenali Gejala Awal Kanker: Sebuah Pengingat Penting

Sebelum membahas lebih jauh tentang deteksi dini pasca amputasi, ada baiknya kita mengingat kembali gejala umum kanker yang perlu diwaspadai. Pengenalan dini terhadap tanda-tanda ini dapat menyelamatkan nyawa dan mencegah komplikasi serius.

  • Benjolan atau Pembengkakan: Munculnya benjolan yang tidak biasa atau pembengkakan yang tidak kunjung hilang pada bagian tubuh mana pun.
  • Nyeri Persisten: Nyeri yang tidak kunjung hilang pada area tertentu, terutama jika bertambah parah seiring waktu.
  • Perubahan Kulit: Munculnya ruam, luka yang sulit sembuh, perubahan warna kulit, atau tahi lalat yang berubah bentuk/ukuran.
  • Penurunan Berat Badan Drastis: Kehilangan berat badan secara signifikan tanpa alasan yang jelas atau upaya diet.
  • Kelelahan Ekstrem: Rasa lelah yang berlebihan dan tidak hilang setelah istirahat, yang memengaruhi aktivitas sehari-hari.
  • Batuk Berkepanjangan: Batuk yang tidak kunjung sembuh, terutama jika disertai dahak berdarah.
  • Perubahan Kebiasaan Buang Air: Perubahan yang berkepanjangan pada kebiasaan buang air besar (sembelit, diare) atau buang air kecil (kesulitan, nyeri, frekuensi).
  • Pendarahan Tidak Normal: Pendarahan dari vagina, anus, atau saluran kemih yang tidak wajar atau tanpa sebab jelas.

Berdasarkan pengalaman klinis, banyak pasien terlambat mendapatkan penanganan medis. Keterlambatan ini sayangnya meningkatkan risiko metastasis (penyebaran) sel kanker ke organ tubuh lainnya, membuat pengobatan menjadi lebih kompleks.

Amputasi Tungkai Bawah: Ketika Kanker Menyerang Ortopedi

Dalam bidang ortopedi, kasus kanker pada tungkai kaki seringkali berujung pada tindakan amputasi tungkai bawah. Keputusan ini diambil setelah diagnosis yang mengonfirmasi keberadaan sel kanker yang tidak dapat diatasi dengan metode lain.

Setelah tindakan amputasi, pasien akan menjalani serangkaian proses pemulihan dan program rehabilitasi yang meliputi latihan kapasitas fisik dan, yang tak kalah penting, pembuatan kaki palsu.

Peran Krusial Deteksi Sisa Sel Kanker Pasca Amputasi

Inilah poin krusialnya: seringkali fokus program akhir terapi diserahkan sepenuhnya kepada teknisi kaki palsu. Namun, sangat penting bagi seorang teknisi, atau siapa pun yang terlibat dalam perawatan pasien, untuk tidak serta merta melanjutkan pembuatan kaki palsu tanpa melakukan pemeriksaan ulang yang teliti. Pertanyaannya: Apakah masih ada sel kanker yang tersisa pasca amputasi?

Deteksi adanya sisa sel kanker ini sangat memengaruhi keberhasilan pasien dalam menggunakan kaki palsu. Jika sel kanker masih aktif dalam tubuh pasien, penggunaan kaki palsu dapat berdampak negatif pada kesehatan mereka, bahkan memperburuk kondisi fisiknya secara keseluruhan. Hal ini dapat terjadi karena tubuh pasien masih berjuang melawan sisa sel kanker, dan tekanan atau iritasi dari kaki palsu bisa menjadi pemicu komplikasi.

Pentingnya MRI atau CT Scan: Menyingkap Sisa Sel Kanker

Untuk mengungkap ada tidaknya sel kanker yang masih tersisa dalam tubuh pasien, pemeriksaan MRI atau CT scan wajib dilakukan. Kedua pencitraan medis ini memiliki kemampuan untuk memberikan gambaran detail tentang kondisi jaringan lunak dan tulang, sehingga dapat mengidentifikasi keberadaan sel kanker yang mungkin tidak terlihat secara kasat mata.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan positif ada sisa sel kanker, sebagai teknisi kaki palsu atau profesional medis, kami sangat menyarankan untuk menunda pemakaian kaki palsu. Prioritas utama haruslah penanganan sel kanker yang tersisa tersebut. Ini mungkin melibatkan kemoterapi, radioterapi, atau tindakan medis lainnya yang direkomendasikan oleh tim onkologi.

Dengan memastikan tubuh pasien bersih dari sel kanker yang tersisa, kita tidak hanya meningkatkan peluang keberhasilan penggunaan kaki palsu, tetapi juga memberikan kesempatan terbaik bagi pasien untuk pulih sepenuhnya dan menjalani hidup yang lebih berkualitas.

Ternyata Harapan Itu Masih Ada ! Transformasi Seorang Pasien Cacat Lahir Menjadi Pengguna Kaki Palsu yang Mandiri

Proses Pembuatan Kaki Palsu
Konsultasi Harga Kaki Palsu

Dalam suatu kesempatan, saya bertemu seorang pasien dengan kelainan cacat lahir pada kaki dan berharap utk mampu berjalan tanpa bantuan tongkat seperti orang normal pada umumnya. Beliau rujukan pasien dari kota muna sulawesi tenggara ke salah satu rumah sakit ternama di Makassar.

Setelah melalui pemeriksaan di poli ortopedi, akhirnya di putuskan untuk dilakukan amputasi bagian yang mengalami kecacatan di bagian betis. Dalam proses pemulihan pasca amputasi, maka selanjutnya ditangani di bagian perawatan luka dan bagian rehabilitasi medik.

Program terapi penguatan otot dilakukan secara rutin serta edukasi persiapan yang perlu dilakukan sebagai home program sebelum pengukuran kaki palsu selama 3 bulan. Pembalutan memakai elastis perban pada betis menjadi prioritas utama bagi teknisi kaki palsu dalam rentan 3 bulan pertama pasca amputasi.

Alhamdulillah memasuki masa 3 bulan pertama dilakukan pengukuran dan casting kaki palsu, Ini di Lakukan setelah lukanya sudah dalam tahap penyembuhan permanen.

Dan hal yang menarik bagi kami selaku teknisi kaki palsu adalah keunikan dalam memberikan program latihan berjalan (gait training) yang tentu tidak sama dengan penyebab amputasi yg lain,yang mana pasien yang lain sudah mengetahui secara refleks tentang cara berjalan yang benar. Akan tetapi untuk pasien yang cacat lahir tentu belum pernah merasakan pola jalan normal seperti yang lainnya.

Dengan tekad dan semangat tinggi dan berharap kemudahan dari Allah, Alhamdulillah dalam sekitar 3 kali pertemuan latihan, akhirnya beliau mampu menyelesaikan tahap latihan dengan sangat memuaskan dan mampu berjalan dengan penguasaan kaki palsu tanpa menggunakan tongkat.

Dan tiada harapan kami selaku teknisi kaki palsu kecuali berharap semoga menjadi amal saleh dan pahala di sisi Allah dan berharap agar kaki palsu tersebut dapat digunakan di jalan yang diridhai Allah tabaraka wata,ala. Amin…🤲🤲🤲